Memanfaatkan Media Sosial, Grup Facebook Ponorogo 15 Kali Adakan Baksos
Warga Ponorogo memanfaatkan
kemajuan teknologi komunikasi untuk menjalin hubungan silaturahmi dan saling
memberi informasi lewat dunia maya. Sejumlah warga Ponorogo membuat grup yang
berbasis di media sosial Facebook dan dinamakan Grup Ponorogo.
Grup ini beranggotan warga Kota Reog dan warga dari
daerah lain. Sebagian anggota grup merupakan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari
Ponorogo yang ada di berbagai negara. Mereka berkomunikasi dan saling
bercengkerama di grup tersebut.
Sabtu (28/5/2016) sekitar pukul
16.30 WIB, jumlah anggota Grup Ponorogo 46.931 pengguna Facebook.
Komunikasi yang dibangun antarmember grup juga dengan
beragam cara, mulai dari saling bertegur sapa dan memperkenalkan diri dengan
menyebutkan identitas kelahiran hingga mengunggah informasi yang sedang terjadi
di Ponorogo seperti bencana alam dan kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, sebagian anggota juga biasanya mengunggah
meme atau gambar lucu yang terkadang menjadi awal perbincangan hangat
antar-anggota.
Meski berbasis di dunia maya, Grup Facebook Ponorogo
tidak nihil dengan kegiatan sosial di dunia nyata. Sejumlah anggota yang
dipercaya sebagai admin grup secara rutin menginformasikan ketika ada kegiatan
bakti sosial (baksos).
Sebagian besar dana untuk melaksanakan kegiatan sosial
itu berasal dari donatur TKI, sedangkan sebagian kecil berasal dari anggota
yang ada di Ponorogo maupun warga yang merantau di luar kota.
Ketua Grup Ponorogo, Dwi Susi Asrofah, mengatakan Grup
Ponorogo terbentuk sejak Januari tahun 2015. Tujuan didirikan grup itu untuk
menjalin komunikasi dan berbagi informasi antar-anggota.
Dia mengatakan anggota grup diperbolehkan untuk
mengirim gambar atau informasi, namun tidak boleh informasi yang bersifat
pornografi serta berbau Sara.
“Tetap ada aturannya, supaya
anggota pun tidak sembarangan dalam menyebarkan informasi atau gambar di grup.
Tetapi kami memberikan kebebasan kepada anggota untuk saling berkomunikasi.
Karena grup ini dibangun untuk mencari teman bukan mencari musuh,
Dwi mengatakan sejak grup Ponorogo berdiri hingga saat
ini sudah 15 kali melakukan kegiatan bakti sosia. Untuk dana yang telah
disalurkan mencapai Rp20 juta.
Menurut dia, dana yang terkumpul biasanya langsung
digunakan untuk kegiatan baksos. Grup Ponorogo akan memberikan bantuan berupa
uang tunai dan paket kebutuhan pokok kepada warga yang kurang mampu dan lanjut
usia.
Dia menuturkan terkadang baksos juga menyasar pelajar
yang kurang mampu dan akan diberikan alat-alat tulis dan perlengkapan sekolah
lain.
“Kami ingin berbagai kepada warga yang membutuhkan.
Kami sebagai penerima donasi dan akan menyalurkan ke warga yang benar-benar
membutuhkan. Biasanya yang kami beri bantuan yaitu lansia yang hidup sebatang
kara dan sudah tidak bisa bekerja,” jelas dia.
Setelah kegiatan baksos terlaksana, kata dia, admin
langsung mengunggah foto beserta keterangan mengenai kegiatan itu. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban admin kepada member dan donatur
yang telah menyumbangkan uangnya untuk membantu warga kurang mampu di Ponorogo.
Lebih lanjut, biasanya anggota grup mengadakan
kegiatan kopi darat dua kali dalam sebulan. Kegiatan kopi darat ini dilakukan
untuk saling mengenal antar-anggota secara langsung dan tatap muka, sehingga
anggota tidak hanya mengenal di dunia maya saja.
“Meski anggota grup ini lebih 40.000 pengguna
Facebook, tetapi saat kopdar yang datang hanya belasan hingga 30 orang saja.
Yang penting dengan media Facebook ini, seluruh anggota bisa saling memberi
informasi, berkenalan, dan saling mendukung dalam hal kebaikan. Itu harapan
kami sebagai admin grup,” imbuh Dwi.
Source;madiunpos