Berawal Dari Toko Online,MIZAN AHSANI Putra Ponorogo Sukses,Hingga Akan Hajikan Orang Tuanya

Berawal Dari Toko Online,MIZAN AHSANI  Putra Ponorogo Sukses,Hingga Akan Hajikan Orang Tuanya

Berawal dari tidak sengaja, Ahmad Elly Wibowo kini punya cabang toko yang menjual aksesori handphone. Pemuda 25 tahun itu sukses karena telaten dan selalu optimistis. Pun, dia jitu melihat peluang.
MIZAN AHSANI, Ponorogo
Salah satu ruko di Jalan Gajah Mada siang itu terlihat ramai. Meski, posisinya tidak langsung berhadapan dengan jalan. Ruko itu punya nama sederhana tapi mudah diingat, Pusat Aksesori Cell. Dari namanya, sudah jelas dikenali bahwa ruko itu menjual segala aksesori handphone.
Di ruko 4 x 6 meter persegi itu, saban harinya terjual minimal 200 produk aksesori. Uniknya, pemiliknya masih begitu muda dan belum menikah. Ahmad Elly Wibowo, 25, warga Ngrukem, Mlarak adalah pemilik toko aksesori handphone tersebut. Ratusan produk yang terjual itu belum ditambah perhitungan dari satu toko cabang lain milik pemuda yang akrab disapa Elly ini. ‘’Alhamdulillah sekarang sudah punya dua cabang toko dan toko online. Dari usaha kecil ini, saya bisa mandiri,’’ ujarnya.
Perjuangan Elly dimulai kala dia kuliah. Tahun 2010, Elly memutuskan melanjutkan studinya di jurusan Pendidikan Agama Islam STAIN Ponorogo. Masa-masa awal menjadi mahasiswa dilalui Elly dengan bahagia. Namun, kendala kemudian datang pada penghujung 2013. Di tahun tersebut, ayah Elly yang selama ini mendanai kuliah, pensiun. Dengan masih harus memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, bantuan finansial untuk kuliah Elly pun terbatas. ‘’Saat itu, saya merasa mau tidak mau kuliah saya ini harus berlanjut karena sudah lebih dari setengah jalan,’’ jelasnya.
Elly lantas memutar otak. Bagaimana caranya dia punya pintu pemasukan sendiri untuk memenuhi biaya kuliahnya yang masih menyisakan tahun terakhir studi. Smartphone yang tengah meledak di pasaran membuatnya tertarik untuk membuka usaha seputar handphone. Dan yang kemudian dipilih adalah aksesori. Menurut Elly, pilihan masyarakat terhadap handphone adalah peluang. ‘’Waktu itu kebutuhan internet belum terlalu penting dibanding sekarang. Justru,lifestyle lah yang lebih dikedepankan,’’ jelasnya.
Mantap dengan pilihan usahanya, Elly pun menggunakan uang tabungannya dari hasil bekerja di PNPM semenjak awal masuk kuliah. Elly memanfaatkan media sosial untuk membuka toko aksesori handphone pertamanya itu. Hari berganti bulan, dengan sebagian pendapatan yang diperoleh dari toko online, Elly memutuskan untuk menyewa sebuah ruko di Jalan Gajah Mada untuk menarik konsumen lokal yang tidak ingin repot mencari aksesori di dunia maya. ‘’Tujuannya juga supaya mempercepat perputaran uang,’’ terangnya.
Dari deretan empat ruko, Wahyu hanya mampu menyewa ruko paling pojok dalam. Sempir, hanya 12 meter persegi. Meski tempat di pojok, Elly tidak patah semangat. Kendala tata letak memaksanya untuk berpikir kreatif bagaimana konsumen tetap datang dan berbelanja di tokonya. Caranya, dengan tetap memaksimalkan keberadaan toko online-nya yang sudah lebih dahulu berdiri di internet. ‘’Dari sana, saya gencar promosi sekaligus memperkenalkan toko di Gajah Mada,’’ jelas Elly.
Jumlah konsumen meningkat meski perlahan. Dalam satu hari, rata-rata Elly hanya mampu menjual sepuluh biji produk aksesori handphone dari tokonya.
Namun, Elly tetap tekun membuka toko tersebut hingga satu tahun kemudian. Siapa sangka, satu tahun kemudian dia sanggup menyewa yang paling depan di deretan ruko. Ruko paling depan itu juga lebih luas, yakni 24 meter persegi.
‘’Akhirnya saya pindah ke tempat yang paling depan. Benar-benar pelan dan panjang rasanya perjuangan merintis ini,’’ ujarnya.
Saat pindah ke ruko yang baru, Elly juga mulai berani mempekerjakan karyawan. Dia mulai sadar, dengan jumlah toko yang lebih luas, maka barang yang dijual juga lebih banyak. Mau tidak mau, dia harus punya bantuan tenaga untuk menangani jual beli.
Dia pun menambah dua karyawan kala itu. Keduanya dipekerjakan untuk menangani transaksi di ruko jalan Gajah Mada. ‘’Dengan demikian saya punya waktu dan fokus yang cukup untuk mengelola penuh. Termasuk toko online juga,’’ jelasnya.
Kini, dengan usia yang sudha menginjak tahun ketiga, Elly pun mulai merasakan dampak besar dari usaha kecil-kecilan tersebut.
 Menurutnya, prospek bisnis aksesori terbilang menjanjikan. Dia pun merasa jalan hidupnya ada disana, menjadi pengusaha aksesori handphone.
Bagaimana tidak, kini tiap harinya Elly mampu menjual antara 200-250 produk aksesori handphone dari tokonya, baik toko online maupun di ruko Gajah Mada.
Tahu besarnya peluang bisnis aksesori handphone, Elly mencoba memperluas pasar dengan membuka ruko serupa di Jetis.
Wilayah tersebut menjadi pilihan lantaran dia merasa potensi pasarnya besar. Sementara, tidak banyak toko serupa di kecamatan tersebut.
‘’Perekonomian di Jetis menurut saya kuat. Sementara toko aksesori hanpdhone tidak banyak. Saya akan tetap mengembangkan usaha ini meski kecil dan pelan-pelan,’’ ujarnya.
Meski sudah mampu membeli mobil, ada yang masih kurang dan ingin dicapai Elly. Satu cita-cita yang getol diperjuangkan dari bisnis aksesori handphone tersebut. Yakni, menghajikan kedua orangtuanya.
Baginya, itu menjadi goal utama dari waktu yang dia curahkan untuk bekerja setiap hari. ‘’Harus optimistis dengan usaha sendiri. Karena demi keluarga, jadi semangatnya berlipat dan tidak merasa capek,’’
Source;radarmadiun



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »