“Pelajar SLTA Diponorogo Terjaring Operasi Sindikat Narkoba”
Peta95.blogspot.com-Operasi
bersihkan sindikat narkoba (Bersinar) yang digelar Polres Ponorogo menguak
fakta cukup mencengangkan. Dari operasi pemberantasan narkotika yang digelar
selama satu bulan hingga 19 April lalu di bumi reyog,sebanyak 16 tersangka
diringkus. Dari belasan tersangka itu, barang bukti yang disita hampir Rp 70
juta.
Kapolres Ponorogo
AKBP Ricky Purnama menjelaskan, total ada 12 kasus peredaran obat keras dan
terlarang. Empat kasus lainnya adalah penyalahgunaan narkotika jenis sabu-sabu.
Jumlah pil dobel L yang berhasil diamankan mencapai 1.631 butir dan sabu-sabu
4,75 gram. Selain itu sejumlah barang bukti lain yang diamankan adalah seperti
alat isap, handphone, serta uang tunai. Seluruh tersangka merupakan pengguna.
Tapi menurut Ricky, ada yang barang buktinya tergolong besar dan diindikasikan
juga pengedar. ‘’Hanya saja pengedar yang tergolong kecil dan bukan sabu-sabu
namun pil dobel L,’’ tuturnya.
Dia menyebut hasil
tangkapan dalam Operasi Bersinar cukup memprihatinkan. Pasalnya, hal itu
membuktikan bumi reyog tidak lepas dari mata rantai peredaran narkoba, termasuk
sabu-sabu. Pun tidak hanya itu, peredaran pil dobel L juga terbilang fantastis
karena yang disita ribuan butir. ‘’Dan parahnya, secara umum peredaran narkoba
ini ada di kalangan anak muda,’’ ungkapnya.
Ricky mengatakan,
dari 16 tersangka yang berhasil ditangkap, mayoritas diantaranya berusia muda.
Bahkan ada yang masih berstatus pelajar SLTA. Hal itu membuktikan kalangan anak
muda menjadi sasaran pengedar. ‘’Ini memprihatinkan dan membuka mata banyak
pihak, bahwa di Ponorogo anak muda tidak terlepas dari jerat bahaya narkoba,’’
paparnya.
Dari hasil operasi
tersebut, tempat pengungkapan kasus narkoba terbilang bervariasi. Tidak melulu
di tempat hiburan malam maupun ruang-ruang gelap karaoke, tapi juga rumah kos
atau kamar hotel. Selain itu, jaringan narkoba di bumi reyog sebagian besar
dari luar daerah. Ricky menyebut narkoba yang beredar berasal dari Madiun,
Magetan dan Trenggalek. ‘’Sejauh ini indikasinya berasal dari Jatim dan belum
sampai lintas provinsi,’’ tambah Ricky.
Menurutnya, hasil
pengungkapan itu harus disikapi serius. Ricky berharap janji bupati Ipong
Muchlissoni yang hendak membentuk Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK)
segera terealisasi.
Sumber;radarmadiun