“ 2 Pekan Mengungsi,Warga Talun Ngebel Ponorogo Mulai Bosan”
Peta95.blogspot.com-Sebanyak 105 warga Desa Talun,
Kecamatan Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur yang mengungsi karena takut ancaman
bencana alam tanah longsor mulai bosan berada di tempat pengungsian.
Mereka tercatat telah mengungsi di balai desa setempat
selama 13 hari terhitung sejak Minggu (17/4/2016) hingga Jumat (29/4/2016).
Jumat siang, sebagian warga
lanjut usia (lansia) saling bercengkerama di depan balai desa.
Beberapa lansia juga dirawat di pusat kesehatan desa
yang berada di sebelah balai desa. Sedangkan sebagian pengungsi juga
membersihkan tempat tidur dan mencuci piring dan gelas.
Seorang pengungsi di balai desa, Saminim, 51,
mengatakan telah meninggalkan rumah sekitar dua pekan dan mengungsi di Balai
Desa Talun.Dia mengatakan sudah merasa bosan untuk tinggal di pengungsian,
namun dia waswas ketika kembali ke rumahnya yang berada di Dukuh Krajan.
Dia mengakui di tempat
pengungsian seluruh kebutuhan tercukupi dengan baik seperti makan dan tempat
tidur. Tetapi, selama di tempat pengungsian, dia tidak bisa maksimal dalam
mengurus sawahnya.
“Saya setiap pagi pulang ke rumah
untuk mengecek kondisi rumah dan mengurus sawah. Saat siang, saya kembali ke
pengungsian untuk istirahat. Saya belum berani tinggal di rumah karena masih
waswas,”
Pengungsi lain, Sidir, 75, mengatakan sudah kangen
dengan rumahnya. Dia berharap bencana segera berakhir dan dirinya bisa kembali
tinggal di rumahnya. Sidir mengaku selama di pengungsian tubuhnya sakit dan
sering terserang flu.
“Saya ingin segera pulang ke
rumah. Tetapi nunggu kondisi aman. Saya takut kalau terjadi
longsor,” kata nenek-nenek yang memiliki delapan cucu ini.
Kepala Desa Talun, Waroto, menyampaikan pengungsi yang
ada di balai desa masih 39 keluarga dengan 105 jiwa. Warga masih bertahan di
tempat pengungsian karena mereka waswas atas ancaman bencana yang ada di
lingkungannya.
Waroto mengatakan pihaknya masih menunggu hasil
penelitian Badan Geologi Bandung yang sepakan lalu melakukan penelitian di
wilayah Talun.
Ketika dari laporan itu menyebutkan kondisi Dukuh
Krajan aman, warga akan diperbolehkan untuk menempati rumah mereka. Namun,
ketika laporan menyebutkan Dukuh Krajan rawan bencana, pihaknya akan
berkoordinasi dengan Pemkab mengenai solusi yang akan dilakukan.
“Hingga kini belum ada hasil
laporannya. Sehingga, kami pun belum ada solusi bagi warga dan mereka pun
dilarang untuk kembali ke rumahnya. Nanti kalau rekomendasi telah turun, baru
kami bisa menentukan solusi. Yang pasti kalau memang solusinya relokasi warga,
kami akan siapkan tempatnya,”
Dia mengatakan hingga kini logistik untuk pengungsi
berupa beras, mi instan, dan lainnya masih tercukupi. Dia mengatakan pemerintah
memfasilitasi makan bagi pengungsi tiga kali sehari.
Sumber;madiunpos