Pendaftar Di Sekolahan Kota Membeludak, Sekolah Pinggiran
Deg-degan
Sekolah pinggiran tampaknya masih seperti anak tiri
kala penerimaan peserta didik baru (PDDB) berlangsung. Calon peserta didik baru
masih enggan melirik hingga hari kedua pendaftaran, kemarin (28/6). Boro-boro
pagu terpenuhi. Jumlah peserta didik baru yang sudah mendaftar, separonya saja
belum.
Rata-rata baru di angka 40 persen dari pagu. Padahal,
sejumlah sekolah berupaya memberikan berbagai promo untuk menarik minat calon
siswa. ‘’Ada yang sudah terpenuhi. Tapi rata-rata baru sekitar 40 persen,’’
kata Kabid Dikdasmen Dinas Pendidikan Ponorogo, Purwo.
Dia mengaku belum mendapat laporan rinci. Namun, tim pengawas
yang bertugas langsung di lapangan selalu update data. Purwo menyebut pihak
sekolah pinggiran tak kalah upaya dalam menarik minat calon peserta.
Mulai seragam gratis bagi sejumlah pelamar pertama,
pemberian tas, buku tulis dan sepatu, hingga bonus langsung diterima berapapun
nilainya. Kendati begitu, rangsangan tampaknya belum menarik bagi sebagian
calon peserta.
Alasannya masih sama. Sejumlah sekolah di kota masih
dinilai favorit. ‘’Bukan hanya di mata calon pesertanya. Namun juga orang tua.
Ada yang memaksa anaknya tetap masuk ke sekolah kota. Padahal, anaknya
sebenarnya memilih sekolah lain,’’ terangnya.
Rangsangan yang diberikan bukan tanpa sebab. Tentu berkaitan
dengan sertifikasi. Tak urung, pemberian seragam dan perlengkapan sekolah
tersebut kebanyakan dari patungan guru. Harapannya pagu terpenuhi.
Syarat
sertifikasi lebih mudah dipenuhi. Sebab, bukan hanya pemenuhan 24 jam mengajar,
tapi jumlah siswa dalam satu kelas juga berpengaruh. Yakni, minimal 20 siswa.
Sekolah yang hanya mendapat siswa di bawah 20 bakal kesulitan sertifikasi.
‘’Kebanyakan
pelajar memang berharap masuk di sekolah kota dulu. Setelah dipastikan tidak
masuk baru kembali ke kecamatan asal dan masuk sekolah di sana. Jadi biasanya
pemerataan di hari terakhir pendaftaran,’’ jelasnya sembari menyebut kebanyakan
masih melihat dan menunggu dihari pertama dan kedua.
Dinas pendidikan, kata Purwo, menyiapkan langkah antisipasi.
Sekolah pinggiran diperbolehkan menutup pendaftaran lebih lama.
Jadwal
penutupan seharusnya hingga pukul 12.00. Sekolah dapat menerima siswa hingga
sore di hari terakhir pendaftaran, hari ini. Jika itu belum cukup, pihak
sekolah diperkenankan mengajukan permohonan PPDB gelombang kedua. Namun, waktu
pelaksanakan ditentukan dinas pendidikan.
Purwo mengaku
langkah tersebut dimaksudkan untuk menghindari penerimaan ilegal diluar jadwal.
‘’Sekolah pinggiran sudah mulai mengejar ketertinggalan. Buktinya banyak juga
yang berprestasi. Makanya jumlah pendaftaran di hari kedua meningkat dibanding
tahun lalu,’’ katanya
Source;radarmadiun