Warga Talun Ngebel Belum Boleh Meninggalkan Tempat Pengungsian

“Warga Talun Ngebel Belum Boleh Meninggalkan Tempat Pengungsian”


   Sejumlah warga Desa Talun, Kecamatan Ngebel masih mengungsi. Hingga kemarin (11/5), sudah 26 hari mereka hidup di kantor desa setempat akibat bencana retakan tanah di bukit tak jauh dari permukiman.
 Belum ada sinyal mereka boleh kembali ke rumahnya. Sebab, BPBD juga masih menyatakan status siaga bencana di desa tersebut karena faktor cuaca.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Ponorogo Hery Sulistyono mengatakan, hingga saat ini warga Talun masih harus tinggal di pengungsian. Instruksinya tidak berubah, warga harus mengungsi begitu hujan deras turun atau kala malam.
 Selebihnya, mereka dibebaskan jika hendak bekerja atau beraktivitas di sawah maupun rumah masing-masing. ‘’Warga masih tidak diperbolehkan tinggal di rumahnya, terutama saat hujan dan malam hari,’’ ujarnya.
Menurut Hery, jumlah pengungsi Talun tidak berubah, yakni sebanyak 139 jiwa. Rinciannya, 39 KK berasal dari ring 1 atau wilayah terdekat dengan titik retakan yang mengancam rumah warga.
Sementara di wilayah ring 2, terdapat 28 KK yang harus mengungsi. Soal jumlah logistik, Hery sudah pastikan aman. Bahkan, dia berani menyebut logsitik cukup untuk satu bulan ke depan. ‘’Logistik masih melimpah, sehingga warga tidak perlu risau,’’ tuturnya.
Dijelaskan, sebenarnya tidak ada tambahan titik retakan di desa tersebut. Pun, retakan utama yang terletak di bukit Banyon timur permukiman warga juga tidak menunjukkan perkembangan.
Namun, dia tidak bisa begitu saja mencabut status siaga karena kondisi alam masih bisa berubah sewaktu-waktu. ‘’Cuaca yang jadi pertimbangan utama untuk bisa memutuskan apakah sudah aman atau belum,’’ tambahnya.
Beberapa hari terakhir hujan kembali turun. Pun, intensitasnya variatif. ‘’Saat ini musimnya pancaroba, sehingga hujan semakin sulit untuk diprediksi,’’ sebutnya.

Source;radarmadiun

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »