Supaya Bisa Mandiri,98 Warga Tunagrahita Di Ponorogo Dibekali Keterampilan
Sebanyak 98 penyandang
tunagrahita di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Ponorogo, mendapat
berbagai pelatihan keterampilan. Mereka juga diberi modal berupa benih ikan,
kambing, dan ayam sebagai bekal hidup.
Kepala Desa Karangpatihan, Eko Mulyadi, mengatakan
seluruh penderita tunagrahita mendapatkan berbagai pelatihan keterampilan.
Keterampilan ini diberikan kepada penderita tunagrahita supaya mereka bisa
hidup mandiri dan tidak menggantungkan hidup kepada orang lain.
Eko menyampaikan keterampilan yang diberikan yaitu
keterampilan membuat keset dari kain perca, pembuatan sunduk sate, pembuatan
tasbih, dan batik ciprat. Selain itu, mereka juga mendapat bantuan benih ikan,
kambing, dan ayam yang bisa diternak.
Untuk kemampuan membuat berbagai keterampilan itu,
hasilnya untuk memenuhi kebutuhan harian. Sedangkan hasil dari beternak untuk
memenuhi kebutuhan yang sifatnya bulanan atau jangka panjang.
Ada sebanyak 20 sukarelawan di masing-masing bidang
keterampilan yang bertugas untuk melatih dan membantu mereka dalam membuat
keterampilan dan berternak.
“Kami hanya ingin mereka bisa
hidup mandiri dan tidak menggantungkan hidup kepada orang lain. Untuk itu,
mereka diberi keterampilan dan kemampuan beternak
Ia menyebut program pemberdayaan ekonomi bagi
penderita tunagrahita di Desa Karangpatihan yaitu:
1. Ternak lele
Warga tunagrahita dilatih beternak dan diberi modal awal berupa kolam ukuran 1 meter X 2 meter, 1.000 ekor benih lele, dua karung pakan lele.
Warga tunagrahita dilatih beternak dan diberi modal awal berupa kolam ukuran 1 meter X 2 meter, 1.000 ekor benih lele, dua karung pakan lele.
Mereka melakukan kegiatan ternak ini selama 90 hari
dengan keuntungan bersih Rp100.000 hingga Rp200.000. Saat ini sudah ada 90
kolam yang dibangun dengan sumber pendanaan dari donatur dan swasta.
2. Ternak ayam kampung
Warga tunagrahita diberi bantuan berupa induk ayam kampung 5 hingga 10 ekor setiap keluarga. Pola yang dilakukan warga memelihara dan mengembangkannya, ada yang menjual telurnya dan menjual ayam. Sumber pendanaan dari swadaya masyarakat dan bantuan APBD senilai Rp10 juta.
Warga tunagrahita diberi bantuan berupa induk ayam kampung 5 hingga 10 ekor setiap keluarga. Pola yang dilakukan warga memelihara dan mengembangkannya, ada yang menjual telurnya dan menjual ayam. Sumber pendanaan dari swadaya masyarakat dan bantuan APBD senilai Rp10 juta.
3. Kerajinan tangan
Warga tunagrahita dilatih untuk membuat kerajinan keset berbahan kain perca. Rata-rata per orang bisa menghasilkan dua hingga tiga keset per hari. Setiap keset dibeli dengan harga Rp7.000.
Warga tunagrahita dilatih untuk membuat kerajinan keset berbahan kain perca. Rata-rata per orang bisa menghasilkan dua hingga tiga keset per hari. Setiap keset dibeli dengan harga Rp7.000.
4. Kerajinan tasbih dan lampu
lampion
Warga tunagrahita dilatih untuk membuat tasbih dan
lampu lampion dengan sumber pendanaan dari swadaya masyarakat dan donatur.
Eko menambahkan pemerintah juga membantu modal usaha
yang diberikan kepada warga miskin dengan sistem simpan pinjam bunga rendah.
Kegiatan yang dibiayai meliputi peternakan kambing dengan dikelola UPKU Cahaya
Mulya Abadi.
“Khusus untuk warga tunagrahita setiap sebulan sekali
diajak berolahaga bersama kader-kader PKK Desa Karangpatihan,” ujar dia.
Source;madiunpos