"250 Kios di Pasar Songgolangit Kosong, Petugas Patungan Bayar Retribusi"
Sebanyak 250 kios dan
los di Pasar Songgolangit, Ponorogo, kosong hampir satu tahun kosong setelah
ditinggal pedagang. Akibatnya, petugas retribusi harus tombokan ketika target
retribusi tidak tercapai.
Anggota
staf pengelola Pasar Songgolangit, Budi Susanto, mengatakan jumlah kios dan los
di pasar tradisional terbesar di Ponorogo itu 1.000 unit. Tetapi, saat ini kios
dan los yang dimanfaatkan berjualan hanya sekitar 750 unit. Sedangkan sisanya
dibiarkan kosong.
Budi
menyampaikan 205 kios dan los itu kosong sudah hampir setahun. Petugas, kata
dia, telah berkali-kali mengirim surat teguran kepada pedagang namun tak
diindahkan.
Dia
mengatakan kondisi tersebut membuat dirinya beserta pengelola pasar kesulitan
saat ingin menarik retribusi kepada para pedagang. Apalagi, setiap tahun target
pendatan asli daerah (PAD) dari sektor Pasar Songgolangit terus naik.
Menurut
dia, ketika jumlah target retribusi harian tidak terpenuhi, biasanya dirinya
beserta staf lain patungan untuk menutup kekurangan dan disetorkan ke Pemkab
Ponorogo.
Dia
mengatakan biasanya patungan hingga mencapai Rp50.000 hingga Rp100.000.
“Ya kalau tidak memenuhi target, mau tidak mau kami harus
patungan untuk menutup kekurangan yang ada. Hla harus bagaimana lagi, kondisinya
memang seperti itu.
Lebih
lanjut, Budi menyampaikan untuk target PAD di Pasar Songgolangit pada tahun
2016 sekitar Rp900 juta. Sedangkan target PAD pada tahun 2015 senilai Rp800
juta. Target retribusi di Pasar Songgolangit ini merupakan paling tinggi
dibandingkan target retribusi pasar tradisional lain di Ponorogo.
Untuk
nilai retribusi setiap los dan kios, kata Budi, itu berbeda-beda tergantung
luasnya. Untuk los biasanya senilai Rp4.000, sedangkan kios nilai retribusinya
Rp7.000. Namun, biasanya pedagang hanya membayar separuh dari nilai retribusi
yang telah ditentukan itu.
“Kami
juga kesulitan untuk melacak tempat tinggal pedagang yang telah lama tidak
memanfaatkan kios mereka,” kata dia.
Source;madiunpos