Karena Takut,Warga Slahung Ponorogo,Mulai Mengungsi

“Karena Takut,Warga Slahung Ponorogo,Mulai Mengungsi”



Peta95.blogspot.com-Warga Dusun Krajan, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung mulai mengungsi. Mereka takut jika sewaktu-waktu rumahnya roboh dan nyawa keluarga terancam. Pasalnya, rumah mereka sudah retak-retak karena pergerakan tanah yang semakin parah. Kerusakan rumah yang dialami beberapa warga bahkan sudah mencapai separonya.
Kepala Dusun Krajan Mujianto mengatakan warganya mulai mengungsi terhitung sejak Minggu (24/4). Total sebanyak 12 KK mengungsi ke tenda pengungsian darurat yang dipasang di halaman rumah penduduk. Mereka mengungsi setiap sore dan bermalam di tenda. ‘’Tenda dari dinsos (Dinsosnakertrans Ponorogo, Red) yang datang Minggu,’’ katanya, kemarin (25/4).
Tenda tersebut cukup luas dan mampu menampung 12 KK yang mengungsi. Hanya, tidak ada alas bagi warga yang mengungsi di tenda. Mereka harus membawa alas tidur sendiri. Pun dengan logistik. ‘’Ada kiriman sembako, tapi masih kurang,’’ tuturnya.
Menurut Mujianto, keputusan mengungsi adalah inisiatif warga. Alasannya, mereka tak mau mempertaruhkan keselamatan keluarganya. Sebab, retakan sudah merusak 29 rumah dari 33 KK di lokasi rawan itu. Mereka semakin waswas saat hujan turun atau malam hari. ‘’Sebab pergerakan tanah itu seringnya terjadi malam hari. Tentu bahaya kalau sedang tidur,’’ terangnya.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Ponorogo Hery Sulistyono menegaskan, pihaknya belum perlu menginstruksikan warga Tugurejo mengungsi. Dia mengacu penelitian pergerakan tanah di Tugurejo pada 2013 lalu oleh tim PVMBG Bandung. Dari hasil penelitian, pergerakan tanah di Tugurejo masih dalam taraf aman. Pergerakan masih akan berlanjut tapi belum mengarah terjadinya longsor. Hasil penelitian PVMBG Bandung juga menyebut warga tidak perlu relokasi permanen.
Secara umum, fenomena gerakan tanah di Tugurejo, Slahung mirip dengan di Talun, Ngebel. Hanya, karakter tanahnya berbeda. Di Talun cenderung gembur sehingga mudah bergerak saat diguyur hujan. ‘’Itu yang menyebabkan tanah bergerak dan berpotensi terjadi longsoran,’’ jelasnya.
Sementara di Tugurejo, karakter tanah cenderung keras. Sehingga tidak terlalu berpengaruh langsung ketika diguyur hujan. Air akan mengalir dan tidak tertampung di dalam tanah sehingga masih stabil. Tipikal retakan di Tugurejo juga cenderung berkelanjutan dan sulit berhenti. Sehingga, banyak rumah warga retak-retak. ‘’Sehingga kami tidak mengeluarkan instruksi mengungsi atau mencanangkan status siaga di Tugurejo,’’ ujarnya sembari menyebut status siaga di Talun tidak akan dicabut sampai akhir April.

Sumber:radarmadiun
Lihat Berita lainnya;peta95.blogspot.com

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »