Hasil Unas SLTA Tahun Ini Diponorogo Banyak Siswa Tidak Mampu Mencapai nilai Standar

"Hasil Unas SLTA Tahun Ini Diponorogo Banyak Siswa Tidak Mampu Mencapai nilai Standar"


Unas tidak lagi menentukan kelulusan tampaknya berpengaruh pada semangat siswa. Buktinya, hasil Unas SLTA tahun ini semakin banyak siswa yang tidak mampu mencapai nilai standar 55 yang ditentukan. Dari 8.012 siswa yang masuk daftar nominasi tetap (DNT) Unas tahun ini, mereka yang belum mampu melampaui nilai standar di mencapai ribuan pelajar. Jumlah tersebut naik dibanding tahun lalu. ‘’Yang belum mencapai nilai standar masih banyak. Jumlahnya diperkirakan lebih banyak dibanding tahun lalu,’’ kata Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan Ponorogo Purwo, kemarin (8/5).
Purwo mengaku belum merekap keseluruhan hasil Unas yang turun Rabu (4/5) lalu. Namun, dia mengaku sudah memeriksa sekilas saat hasilnya sudah ada. Tak urung, jumlah peserta yang belum mampu menggapai nilai standar di atas angka empat ribu peserta. Peserta Unas tahun lalu yang masing memiliki nilai di bawah standar sebanyak 4.341 siswa. Rincianya, 1.121 peserta dari SMA dan 3.220 dari SMK. Jika mengacu jumlah peserta tahun ini, siswa yang belum mencapai nilai standar mencapai 40 persen. ‘’Kebanyakan cuma satu mapel (mata pelajaran). Tapi ada juga yang semua mapel tidak mencapai standar,’’ tambahnya.
Mapel matemetika masih mendominasi penyumbang terbanyak. Beberapa lainnya gagal di bahasa Inggris dan ekonomi. Sedang, untuk peserta dari SMK lebih bervariasi lantaran ada juga yang gagal di mapel kompetensinya. Pihaknya mengaku belum mendapat data pasti. Sebab, rekap dilaksanakan masing-masing sekolah. Masalahnya, belum semua sekolah menyetorkan data ke dinas pendidikan. Dia baru mendapat nilai tertinggi dan terendah. Nilai tertinggi IPA diraih Sugiarto Putra Wijaya. Pelajar SMAN 1 Ponorogo itu mendapat nilai 521,5 untuk enam mapel yang diujikan (selengkapnya lihat grafis). ‘’Karena bukan penentu kelulusan, semangat belajar peserta tidak seperti dua tahun lalu,’’ tegas Purwo.
Aturan main sejumlah perguruan tinggi yang mewajibkan melampaui nilai standar juga tidak terlalu ditanggapi peserta. Mereka yang sudah berencana melanjutkan kuliah baru menilai serius. Sebaliknya, peserta yang berencana sekedar lulus tidak memedulikan nilai standar Unas. Purwo tak menampik sejumlah peserta Unas dari Ponorogo sudah diterima di perguruan tinggi. Mereka yang tidak melampaui nilai standar terancam gagal. ‘’Data riilnya kami belum punya. Tapi kabar yang kami terima banyak yang sudah diterima di universitas,’’ paparnya.
Kepala SMAN 1 Ponorogo Lilik Hermiwi tak menampik sejumlah anak didiknya belum mampu menggapai nilai standar. Bahkan, jumlahnya lebih besar dibanding tahun lalu. Lilik enggan menyebut angka. Namun, dia menyebut di atas 60 peserta. Rinciannya, seorang belum menggapai nilai standar mapel bahasa Indonesia, 17 mapel bahasa Inggris, dan matematika lebih dari 50 peserta. Padahal, hanya sebelas anak didiknya yang tidak mampu menggapai nilai standar di tahun lalu. ‘’Jumlahnya (yang tidak menggapai nilai standar) memang meningkat. Tapi mayoritas di sekolah kami mampu melampauinya,’’ ungkapnya.
Lilik menampik anak didiknya kurang serius mengikuti Unas lantaran bukan penentu kelulusan. Pihaknya mengaku Unas tetaplah penting. Pun, persiapan sudah lebih dari cukup. Unas juga sebagai bahan evaluasi dan refleksi program pembelajaran di sekolahnya ke depan. Lilik juga menolak menurunnya capaian nilai standar lantaran sistem ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Pelajar sekarang sudah cukup familier dengan piranti komputer. Jebloknya nilai standar anak didiknya lantaran bobot soal Unas tahun ini ditingkatkan. ‘’Saya kira wajar karena bobot soalnya memang dinaikkan sebagai peningkatan kualitas pendidikan,’’ jelasnya.
Source;radarmadiun                                                                                   


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »